MARCHING BAND BHINA CARAKA MENGUKIR
SEJARAH
SEJARAH
Tepat pada penyelenggaraan Grand Prix
Marching Band edisi ke-XXV tanggal 26-27 Desember 2009 lalu, Marching
Band Bhina Caraka-Jakarta (MBBC) asuhan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai Departemen Keuangan RI mengukir sejarah baru, baik dalam catatan
pelaksanaan Grand Prix maupun dalam sejarah perjalanan dan perkembangan
Band ini sendiri
Mengukir sejarah karena pada ulang tahun
penyelenggaraan yang akan dicatat sepanjang masa, MBBC berhasil
mendapat pengakuan sebagai Band terbaik. Dengan mengantongi nilai total
88,36 MBBC mampu mengungguli Band pesaing terdekatnya Marching Band
Semen Gresik (MBSG) yang meraih nilai 86,39 dan Marching Band Gita
Surosowan Pemprov Banten (MB GSB) dengan nilai 85,24. Dengan hasil ini,
MBBC berhak menduduki peringkat tertinggi pada even tahunan ini dan
semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu Band terbaik di Indonesia
disamping nama-nama besar Marching Band lainnya
Selain catatan sejarah baru dari ajang
kompetisi Marching Band paling bergengsi di Indonesia tersebut, sejarah
juga diukir dalam lingkup internal MBBC. MBBC yang ketika berdiri
bernama DBBC, semakin menegaskan eksistensi nama besarnya yang memang
telah ada dimasa lalu. Untuk pertama kalinya sepanjang berdirinya, MBBC
berhasil menjadi yang terbaik di ajang Grand Prix dimaksud. Fakta ini
melengkapi catatan fantastis grafik prestasi dalam keikutsertaan MBBC
dalam empat tahun terakhir setelah mengalami masa istirahat selama
beberapa waktu.
Sebagai informasi, dalam tahun 2006 MBBC baru
kembali ikut serta dalam persaingan di GPMB (diselenggarakan bulan
Januari 2007). Membawa tema ‘Indonesian Movie’ berisi soundtrack film
dalam negeri, MBBC berhasil menduduki peringkat ke-7. Pada GPMB edisi
berikutnya, dengan tema ‘Michael Jackson’ berisi hits-hits mega bintang
pop tersebut, MBBC bertengger di peringkat ke-5. Target tinggi terus
diusung MBBC pada even tahun berikutnya. ‘Incredible’, sebuah judul film
yang soundtracknya diadopsi untuk dijadikan tema oleh MBBC,
mengantarkan MBBC menempati posisi ke-3.
Catatan unik grafik
peningkatan ini mendapat perhatian langsung dari Menteri Keuangan RI,
yang merupakan “orang tua” MBBC. Dalam salah satu kesempatan penampilan
MBBC dalam lingkup internal di awal 2009, Menkeu yang saat ini dijabat
oleh Ibu Sri Mulyani menegaskan sebuah kalimat.didepan para pejabat
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang nota bene adalah pengasuh MBBC.
“Jika diurutkan, dari angka 7, 5, dan 3…maka logikanya, tahun ini
harus……??”, kalimat ini dijawab serempak oleh semua hadirin yang hadir
dengan angka “1..!!”.
Target menjadi yang terbaik ini-lah yang
kemudian melecut semangat semua pihak yang terkait secara lahir dan
bathin dengan MBBC. Kerja keras, semangat, kekompakan, dan berbagai
karakter lain, muncul sebagai pemersatu MBBC dalam mencapai misi. Dengan
tema “Unforgettable” berisi lagu-lagu klasik berkelas karya para
composer masa lalu, menjadi materi suguhan MBBC dalam even tahun ini.
Dukungan
dan perhatian besar tidak hanya menjadi ‘lip services’ atau sebatas
retorika bagi Menkeu dan para Pembina MBBC dijajaran pejabat DJBC. Dalam
dua hari pertarungan MBBC dikompetisi GPMB, Menkeu dan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai, serta para Pembina MBBC terlihat berada di
tribun kehormatan dan tribun VIP untuk memberikan dukungan secara
langsung. Meskipun dalam jadwal penampilan, MBBC berada sebagai penampil
terakhir alias penutup (tampil pada malam hari).
Mungkin dirasa tak
cukup hanya duduk di tribun kehormatan, Menkeu menyempatkan diri masuk
ke dalam ruangan yang menjadi “base camp” MBBC untuk menyampaikan
dukungan beliau kepada para pemain, pelatih dan official. Tentu saja ini
juga merupakan hal yang sangat membanggakan mengingat bahwa ini adalah
wujud sebuah perhatian besar kepada MBBC.
Tahun 2009 memang tertulis
menjadi milik MBBC. Kecemasan memang sempat terjadi pada saat hasil
kejuaraan diumumkan setelah dilaksanakan penutupan oleh Bapak Agum
Gumelar. Namun teriakan histeris langsung membahana memenuhi ruangan
istora senayan Jakarta. Disaksikan langsung oleh Bapak Anwar Suprijadi
(saat itu masih menjabat sebagai Direktur Jenderal Bea dan Cukai), MBBC
keluar sebagai pemenang. MBBC dinyatakan sebagai yang terbaik.
Perayaan spontanitas seluruh elemen MBBC menjadi adegan berikutnya.
Bapak Anwar Suprijadi yang akan memasuki masa purna tugas, menyambut
gelar ini sebagai hadiah terbaik menjelang masa istirahat dari hiruk
pikuk aktivitas berat beliau sehari-hari. Keindahan malam itu ditutup
dengan foto bersama para pemain, official dan Pembina MBBC. Target yang
dipasang oleh Menkeu pun dapat dicapai dengan usaha dan kerja keras
semua pihak di MBBC. Para Pemain MBBC juga sempat berfoto bersama dengan
Para pemain Marching Band Bahana Cendana Kartika sebagai pemenang
divisi sekolah. Sebuah pemandangan sportifitas yang luar biasa. Menang
dengan rasa bangga, kalah dengan sikap ksatria. Semoga prestasi ini
dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
BRAVO MBBC!! VINI, VIDI, VICI…!!!
WE ARE
THE WINNER…!!! WE ARE THE CHAMPION…!!!
MBBC..!!! PERFORM LIKE
CHAMPION..!!!
Sejarah Singkat:SEJARAH SINGKAT
MARCHING BAND BHINA CARAKA
Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Pada sekitar awal tahun 1978, dimasa kepemimpinan
Bapak Achmad Thahir sebagai Direktur Jenderal Bea dan Cukai, DJBC
membentuk sebuah kegiatan pembinaan generasi muda dalam bentuk
organisasi ke-Pramuka-an dengan Gugus Depan …..
Di tahun yang sama pula, tepatnya pada bulan September, terbentuk sebuah
organisasi yang kegiatannya berorientasi pada kesenian. Nama organisasi
itu adalah Drum Band Bhina Caraka (DBBC). DBBC sendiri sebagian besar
beranggotakan para anggota pramuka dan keluarga besar pegawai Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai.
Sejak berdiri, DBBC mulai melanglang
buana menjelajahi Pulau Jawa mengikuti berbagi even Kejuaraan, antara
lain di Jogja, dan Semarang Selain itu juga mengikuti Kejuaraan
Nasional (agenda 2 tahunan) yang di gelar oleh PDBI (Persatuan Drum Band
Indonesia – induk organisasi Drum Band di Indonesia) di Malang pada
1980.
Seiring dengan perkembangan prestasi dan organisasi, serta
penambahan instrument, pada tahun 1982 DBBC berubah nama menjadi
Marching Band Bhina Caraka hingga sekarang. Tahun tersebut juga ditandai
dengan keikut sertaan MBBC pada Kejurnas PDBI di Surabaya dan Kejuaraan
Nasional Marching Band di Jakarta yang merupakan cikal bakal event
Grand Prix Marching Band yang kita kenal sekarang.
Di tahun 1984,
MBBC mengikuti kejuaraan Nasional di Cirebon. Di tahun yang sama pada
even GPMB, Field Commander dan Mayorette MBBC sempat menduduki posisi
terhormat sebagai yang terbaik.
kesempatan istimewa untuk turut
menyaksikan pemutaran perdana (premiere) film G30S-PKI.
Sejak
itu, MBBC tercatat pernah
Pada tahun 1986, sebagai apresiasi terhadap
catatan prestasi Marching Band Bhina Caraka, MBBC bersama Korps Putri
Tarakanita Jakarta diberi kehormatan untuk tampil pada acara Parade
Senja di Istana Negara – Jakarta yang baru pertama kali di gelar. Sebuah
kesempatan langka yang turut menghiasi catatan menarik sejarah MBBC
sepanjang masa. Selain itu, MBBC juga pernah mendapat tampil pada Parade
Senja sebanyak 3 (tiga) kali dan karena satu dan lain hal pernah
menolak tawaran tampil selama 3 (tiga) kali pula.
Dalam
perjalanannya, MBBC sempat mengalami pasang surut prestasi. Dan ini
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada era tahun 2003 s/d akhir
2005, MBBC mengalami masa kevakuman. Baru pada tahun 2006 MBBC kembali
ke arena GPMB (GPMB XXII tahun 2006 – diselenggarakan tanggal 06-07
Januari 2007) dengan kekuatan ‘hanya’ 60 (enam puluh) pemain dan
‘dukungan’ yang masih terasa ‘setengah-setengah’ mengingat MBBC tidak
bisa dilepaskan dari perkembangan situasi politik di negeri ini. Namun
yang membanggakan, pada event ini MBBC mencatatkan diri duduk pada
peringkat 7.
Tidak berhenti sampai disitu. Pada event yang sama
di tahun berikutnya (GPMB XXIII-2007), MBBC mulai mendapat dukungan
penuh dari jajaran Pembina dan para pengambil keputusan. MBBC kembali
membuktikan diri sebagai Unit yang patut diperhitungkan di kancah
Marching Band pada level Nasional. Peringkat 5 pun dapat diraih sebagai
ganjaran atas usaha, kerja keras dan kekompakan semua pihak yang
mencintai MBBC.
GPMB XXIV tahun 2008, MBBC kembali mempertahankan
grafik positif peningkatan prestasi. Salah satu unit Marching Band
terbesar di Indonesia ini telah kembali ke jalur persaingan menuju yang
terbaik. Peringkat ke-3 pun ditoreh sebagai kenangan manis dalam
sejarah. Melalui perjuangan panjang yang tak kenal lelah dari semua
pihak pencinta MBBC, pengakuan melalui sebuah event bergengsi pun
tercapai.
Pertanyaannya sekarang, mampukah MBBC mempertahankan atau
bahkan meningkatkan prestasi, kualifikasi dan standar dalam tubuh MBBC
sendiri? Atau jika mungkin, menyamai standar Unit Marching Band
Internasional? Kita masih akan menunggu jawabannya!
MBBC juga
mencatat figur dan tokoh yang berjasa dan memberi sumbangsih besar
untuk MBBC. Dengan tidak bermaksud mengabaikan peran serta para tokoh
lainnya, ada beberapa nama yang pernah berperan sebagai “orang tua”
MBBC, antara lain Bpk Muhammad/Ibu, Bpk Ridwan, (alm) Bpk Sabarwanto dan
Bpk Sumarno Junus. Semoga, jasa mereka dan para pengurus MBBC lain yang
tak dapat disebutkan satu persatu mendapat balasan yang setimpal dai
Allah SWT! Amiiin!